Gelombang PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) masih terus terjadi di berbagai sektor, mulai dari teknologi hingga manufaktur. Bagi kelas menengah yang mengandalkan gaji bulanan, situasi ini bisa jadi mimpi buruk. Bayangkan, tiba-tiba penghasilan terhenti, sementara tanggungan seperti cicilan, biaya hidup, dan dana darurat masih mengintai.
Kenapa kelas menengah harus lebih waspada? Karena mereka sering terjebak dalam gaya hidup konsumtif dengan pengeluaran tinggi, tanpa cadangan cukup. Sementara PHK bisa datang tanpa peringatan, persiapan finansial yang matang jadi kunci bertahan.
Lalu, apa yang bisa kamu lakukan? Mulai evaluasi keuangan sekarang, cari sumber penghasilan tambahan, dan pertimbangkan instrumen kredit cepat fleksibel seperti Kredivo untuk dana darurat. Simak lima alasan mengapa ancaman PHK harus jadi perhatian serius.
1. Ketergantungan pada Satu Sumber Penghasilan
Kebanyakan pekerja kelas menengah menggantungkan hidup pada gaji bulanan. Padahal, dalam ekonomi yang fluktuatif, perusahaan bisa kapan saja melakukan efisiensi, termasuk PHK massal. Tanpa pendapatan sampingan, risiko finansial jadi lebih besar.
Misalnya, banyak karyawan di sektor startup yang tiba-tiba kehilangan pekerjaan karena perusahaan melakukan restrukturisasi. Mereka yang tidak punya tabungan atau investasi akhirnya terpaksa mencari pinjaman cepat. Di sinilah kredit cepat seperti Kredivo bisa jadi solusi sementara. Pinjaman diberikan dengan bunga yang kompetitif mulai dari 1.99% per bulan. Tenornya juga fleksibel hingga 12 bulan. Akan tetapi, pastikan digunakan untuk hal yang bersifat produktif agar bisa terus diputar.
2. Gaya Hidup Konsumtif yang Sulit Dihentikan
Gaji besar sering diikuti pengeluaran besar,cicilan mobil, belanja online, atau liburan mewah. Ketika PHK terjadi, kebiasaan ini sulit diubah secara instan. Tanpa disiplin finansial, utang bisa menumpuk dalam waktu singkat.
Contoh sederhana: Seorang karyawan dengan gaji Rp15 juta per bulan terbiasa makan di restoran mahal setiap akhir pekan. Saat di-PHK, ia kesulitan menyesuaikan pengeluaran karena sudah terbiasa dengan gaya hidup tinggi.
3. Minimnya Dana Darurat
Idealnya, dana darurat harus mencukupi 6-12 bulan pengeluaran. Namun, banyak pekerja kelas menengah hanya menyimpan dana untuk 1-2 bulan. Ketika PHK terjadi, mereka terpaksa menjual aset atau mengajukan pinjaman berbunga tinggi.
Data menunjukkan bahwa 60% pekerja di Indonesia tidak memiliki dana darurat yang cukup. Padahal, dengan persiapan matang, dampak PHK bisa diminimalisir. Oleh sebab itu, jika kamu masih bisa bekerja. Prioritaskan mengumpulkan dana darurat dari gaji yang didapatkan setidaknya 5-10% per bulannya.
4. Ketidaksiapan Mental Menghadapi PHK
Kehilangan pekerjaan bukan hanya masalah finansial, tapi juga mental. Banyak orang mengalami stres, kehilangan kepercayaan diri, bahkan depresi. Tanpa persiapan mental, mencari pekerjaan baru jadi lebih sulit.
Pelatihan skill tambahan dan networking bisa membantu mengurangi dampak ini. Semakin banyak keterampilan yang dimiliki, semakin besar peluang mendapatkan pekerjaan baru. Ada banyak keterampilan yang bisa didapatkan saat ini bahkan tanpa perlu membayar. Cukup kuota internet saja ada berbagai video di YouTube yang memberikan tutorial atau akademi secara daring. Peluang tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik untuk mengupgrade diri agar bisa lebih skillfull dan dibutuhkan dalam dunia industri.
5. Ketergantungan pada Pinjaman Online Berbunga Tinggi
Saat terdesak, banyak orang langsung mengajukan pinjaman online tanpa mempertimbangkan bunga. Beberapa platform menawarkan kredit cepat dengan bunga mencapai 0,8%-1,5% per hari. Jika tidak hati-hati, utang bisa membengkak. Oleh karenanya, pastikan kondisi finansial cukup stabil saat mengajukan pinjaman online.
Di sisi lain, ada opsi seperti Kredivo yang menawarkan cicilan 3 bulan tanpa bunga bagi pengguna Premium untuk belanja barang. Fitur ini bisa membantu mengatur keuangan tanpa terbebani bunga tinggi. Fitur tersebut bisa dimanfaatkan misalnya untuk usaha dropship atau menjadi reseller secara daring.